4 Keistimewaan Puasa Senin Kamis
Puasa menjadi salah satu ibadah penting bagi umat Islam. Puasa bukan saja dilakukan dalam rangka menahan diri dari hawa nafsu yang kerap memaksa untuk dituruti segalanya. Lebih dari itu, puasa juga dilaksanakan sebagai bentuk ketaatan atas perintah dan anjuran Rasulullah saw.
4 keutamaan dari puasa Senin Kamis :
1. Puasa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah. Siti ‘Aisyah radhiyallu ‘anha pernah menyampaikan bahwa Nabi senantiasa puasa di hari Senin dan Kamis. “Nabi ﷺ selalu menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Tirmidzi dan Ahmad).
2. Hari penyetoran amal manusia Selain hari yang Nabi Muhammad saw senantiasa puasa di dalamnya, Senin dan Kamis juga merupakan hari penyetoran amal manusia. Tentu menjadi suatu kebaikan, jika amal seorang umat Islam dilaporkan dalam kondisi berpuasa. Dalam satu riwayat dijelaskan, suatu ketika Usamah bin Zaid pergi bersama budaknya ke bukit Al-Qurâ. Saat itu kondisi Usamah berpuasa, sementara usianya sudah lanjut. Sang budak pun bertanya, “Mengapa engkau berpuasa Senin-Kamis padahal engkau sudah lanjut usia?” Usamah menjawab, “Sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketika Nabi ditanya tentang hal itu, beliau menjawab, “Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis.”
Dalam hadits lain, beliau bersabda, “Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa” (HR Tirmidzi).
Berkaitan dengan hadits ini, Syekh Sulaiman al-Bujairami (w. 1806 M) menjelaskan, setiap hari amalan manusia dicatat oleh malaikat sebanyak dua kali, yaitu waktu siang dan malam. Untuk setiap minggunya, yaitu hari Senin dan Kamis, amal akan disetorkan kepada Allah ﷻ. Sementara untuk setiap tahunnya, diesetorkan pada malam Nisfu Sya’ban (Al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘Alal Khotib, juz 2, h. 116). 3. Hari Senin dan Kamis adalah hari dibukanya pintu surga Senin dan Kamis juga hari saat Allah swt membuka pintu surga. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah saw. yang artinya: “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan.” (HR Muslim, No. 4652) 4. Hari kelahiran dan kewafatan Rasulullah Hari Senin juga menjadi momentum kelahiran sekaligus kewafatan Rasulullah. Pun wahyu kepadanya juga diturunkan di hari tersebut. Dalam satu hadits dijelaskan: “Nabi ditanya soal puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ‘Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku” (HR Muslim: 1162). Menurut sejarawan Safyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitab Rahiq al-Makhtum, Nabi lahir pada hari Senin, tanggal 9 Rabiul Awal. Menurut para pakar, kelahiran Rasulullah bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, sebagaimana hasil analisis ulama besar bernama Muhammad bin Sulaliman al-Manshurfuri dan seorang astrolog (ahli ilmu falak) bernama Mahmud Pasha. Nabi pun wafat pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal 632 M.
Sumber: www.nu.or.id